Kisah Tikus dan Sang Raja Hutan

Kisah Tikus dan Sang Raja Hutan

3

Pada suatu hari,ada seekor tikus yang berkeliaran di tengah hutan.
Tikus itu berkeliling untuk mencari makan.
Dengan riang dia berkeliling sambil sesekali bernyanyi untuk mengaihkan fikiranya dari rasa lelah.

Karena keasikan,tanpa dia sadari dia sudah berjalan terlalu jauh dari rumah.
Sadar bahwa dirinya sudah terlalu jauh masuk ketengah hutan,tikus itupun memutuskan untuk balik arah dan pulang ke rumah.
Tapi sial..karena dia terlalu jauh masuk ke tengah hutan yang sebelumnya belum pernah dia lewati,diapun tersesat.
Tikus itupun berkeliling hutan tanpa tau arah,dia berharap bisa menemukan jalan pulang.

Tapi nasib sial kembali menimpanya,bukanya menemukan jalan pulang tapi malah dia kesasar di sarang singa yang sedang tidur.

Setelah tikus itu menyadari dirinya masuk ke sarang singa yang tengah tertidur lelap,si tikus pun segera berlari kebingungan mencari jalan keluar.
Tapi karena tikus itu sangat panik,dia malah lari naik ke atas hidung si singa.
Kontan saja si singa langsung terbangun dan mengaum dengan kerasnya.
Singa itu sangat marah karena waktu istirahatnya telah di ganggu.
Dengan penuh amarah singa itu menangkap tikus malang tersebut dan mencengkeram dengan kuku-kukunya yang tajam.

“Dasar binatang kecil tak tau sopan santun…! Apa kau sudah bosan hidup sampai kau berani mengganggu tidur ku..?”.Teriak sang singa dengan garang.

“A’..A’…ampuuunnn baginda raja. Hamba tak sengaja..hamba tadi tersesat sampai sini..ma’afkan hamba tuan ku…”.kata si tikus dengan tergagap-gagap karena takut.

“Hah…hewan seperti mu harus di beri pelajaran. Biar bisa di jadikan contoh bagi hewan-hewan lain agar tak ada lagi yang berani mengganggu ku. Aku singa… Sang raja hutan yang perkasa..”.kata sang singa dengan angkuhnya.

“Ampun tuan ku…jangan makan hamba. Tolong lepaskan hamba.
Hamba berjanji jika paduka melepaskan hamba,hamba tidak akan melupakan kemurahan hati baginda raja.
Dan suatu saat,hamba akan membalas budi membantu baginda raja di kala baginda dalam masalah”.Kata si tikus memohon.

Mendengar perkataan si tikus,sang singa langsung tertawa terbahak-bahak.
Dengan nada menghina singa berkata…

“Ha..ha..ha..kamu mau menolong ku?
Binatang sekecil kamu bisa apa?
Menolong diri sendiri saja tak sanggup,malah berjanji mau menolong ku.
Lagi pula aku ini singa…sang raja hutan,siapa yang mampu menandingi ku..?hahahaha…”.kata sang singa dengan sombongnya.

“Tapi karena kau telah membuat ku tertawa,aku tak jadi marah pada mu.
Kau akan ku lepaskan.
Lagi pula…sia-sia saja jika aku memakan mu. Tubuh kecil mu tak ada artinya untuk perut ku”. Kata singa itu lagi.
Dan ahirnya sang singa membiarkan tikus itu pergi.

Selang beberapa hari setelah kejadian itu,sang singa tertimpa musibah.
Waktu sedang mencari mangsa,sang singa terperangkap dalam jaring yang di pasang oleh pemburu.
Dia meronta sekuat tenaga,tapi dia tetap tak bisa lepas dari jaring itu.
Dan karena marah dan putus asa,sang singa mengaum dengan keras.

Hingga suara aumanya terdengar di seluruh hutan belantara.
Hingga semua hewan dapat mendengarnya,tak terkecuali si tikus yang saat itu sedang mencari makan.
Si tikus pun lalu berlari mencari dari mana arah suara itu berasal.
Ahirnya dia pun menemukan sang singa yang sudah lemas kehabisan tenaga karena dari tadi meronta-ronta.

Tanpa menunda-nunda lagi,si tikus pun segera menghampiri sang singa dan menggit tali-tali jaring dengan gigi-gigi kecilnya.
Ahirnya tali-tali jaring itupun terputus dan sang singa dapat terlepas dari perangkap.

“Nah paduka…sekarang hamba telah menepati janji hamba.
Walau tubuh hamba kecil,bukan berarti hamba tak bisa menolong hewan yang lebih besar dan lebih kuat dari hamba.
Karena tuhan menciptakan semuamahluk dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing”. Kata si tikus kemudian pergi meninggalkan sang singa yang hanya dapat terdiam menyadari kesalahanya…

Nah adek-adek yang manis,hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah…
Jangan suka meremehkan orang yang kelihatan lebih lemah dari kita. Jangan suka menyombongkan kelebihan kita.karena ada kalanya orang yang kita ejek fdan kita hina malah mampu melakukan hal-hal yang kita tak bisa melakukanya.. 🙂

Sumber : http://www.negridongeng.com/2013/04/dongeng-tikus-dan-sang-raja-hutan.html

Kisah Semut dan Kepompong

               Kisah Semut Dan Kepompong

 

70 6

Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.

Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. “Hu..huu…betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu..” sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata “Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai” kata sang Semut dengan sombongnya.

Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

“Tolong…tolong….aku terjebak di lumpur hidup..tolong”, teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, “Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?” si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

“Siapa kau?” tanya si Semut galau. “Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina” jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. “Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah”. Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.

Sumber :http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/2012/03/dongeng-anak-indonesia-kisah-semut-dan.html